Cara Memilih Dan Mengelola Layanan Kesehatan Keluarga

Cara Memilih Dan Mengelola Layanan Kesehatan Keluarga – “Cara Cepat, Lima Benar, Keluarga Peduli, Anak Sehat” merupakan inovasi yang diterapkan di Bangsal Cilinaya RSUD Badung Mangusada sejak tahun 2012. Dalam budaya Bali,

Dan meminta sesuatu agar anak cepat mendapatkan apa yang diinginkannya. Sesuai dengan namanya, inovasi ini mempunyai lima kegiatan utama: 1) cerita, 2) permainan.

Cara Memilih Dan Mengelola Layanan Kesehatan Keluarga

Cara Memilih Dan Mengelola Layanan Kesehatan Keluarga

, 4) Kami “berbagi” konseling dan 5) berdoa bersama. Inovasi ini bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan inovatif dalam pengasuhan anak, meningkatkan efisiensi layanan pengasuhan anak di ruang rawat inap, memberikan respon proaktif dari masyarakat, meningkatkan kemudahan akses layanan bagi kelompok rentan, khususnya anak sakit dan keluarganya, serta menciptakan kemitraan antar tenaga kesehatan. . pekerja dan kelompok sosial serta pemimpin politik. Inovasi ini dilaksanakan karena teridentifikasinya beberapa permasalahan di ruang penitipan anak, yaitu lamanya hari perawatan, tingginya kecemasan pasien dan keluarga yang dirawat, sikap apatis penyedia pasien, dan rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan.

Mengatur Keuangan Saat Pandemi

Sejak inovasi ini diperkenalkan pada tahun 2012, terjadi perubahan yang cukup signifikan setiap tahunnya hingga tahun 2015. Ada lima hasil dari inovasi ini, yaitu lama hari perawatan pasien berkurang dari 6-7 hari menjadi 3-4 hari. kecemasan pasien dan keluarga, komunikasi yang lebih baik antara penyedia pasien, peningkatan kepuasan pasien dan keluarga dari 60% menjadi 100%. Inovasi ini bersifat komprehensif karena memadukan kearifan lokal dengan budaya modern dan sasaran utama inovasi ini adalah masyarakat rentan yang terdiri dari anak-anak yang dirawat dan keluarga pasien dengan tingkat stres tinggi yang berasal dari kelompok sosial ekonomi rendah atau menengah. Inovasi ini juga

Dan mendapat dukungan dari Bupati Badung yang memiliki komitmen tinggi terhadap program kesehatan anak, dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dalam memantau kesehatan anak, dan Direktur RSUD Mangusada Badung sebagai pengajar dan pembina inovasi ini. . Oleh karena itu, inovasi ini mempunyai potensi besar untuk diterapkan secara berkelanjutan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Peran pemerintah Kabupaten Badung khususnya Bupati Badung sangat penting untuk mengawali kemajuan rumah sakit dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Langkah ini diawali dengan perubahan manajemen rumah sakit melalui perbaikan sumber daya manusia (SDM) dan manajemen rumah sakit. Selain itu, perhatian terhadap kesehatan anak juga semakin meningkat seiring dengan ditetapkannya Kabupaten Badung sebagai Daerah Ramah Anak.

RSUD Mangusada Badung merupakan rumah sakit milik Pemda Badung yang melayani total penduduk di Badung sebanyak 601.265 jiwa. Pada tahun 2011, RSUD Badung Mangusada menambah bangsal rawat inap anak yang sebelumnya masih tergabung dengan ruangan dewasa bernama Bangsal Jempiring, dan pada tahun 2012 berganti nama menjadi Bangsal Cilinaya. Berdasarkan data Buku Registrasi Sala Cilinaya (2011), terdapat 889 anak yang dirawat di sana, dengan frekuensi terbanyak adalah DBD (156 kasus), diikuti Diare (57 kasus), dan Pneumonia (54 kasus). Pasien terbanyak (65%) menggunakan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) hingga 6,6%. Banyaknya jaminan kesehatan yang digunakan masyarakat yang berasal dari bantuan pemerintah menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang dilayani di Ruang Kilinaya merupakan masyarakat rentan.

Kemenkes Rs Radjiman Wediodiningrat

Efisiensi dan kepuasan masyarakat menjadi kriteria penting keberhasilan pelayanan masyarakat. Namun pada tahun 2011, kepuasan masyarakat pengguna jasa Sala Kilinaya masih tergolong rendah, terbukti dari catatan dokumen (selanjutnya disebut “Kitab Cinta”) yang menunjukkan hanya 60%; keluarga merasa puas dengan pelayanan ruangan itu. Durasi perawatan pasien (

Kilinaya di dalam kamar masih tergolong lama yaitu 6-7 hari dan berdampak pada kecemasan anak dan keluarga. Setidaknya 32% anak dan keluarga mengalami kecemasan berat dan 34% panik, terlihat ketika anak dalam perawatan menangis, menolak masuk ruang perawatan, tidak mau minum obat dan selalu memeluk orang tuanya. Selain itu, ekspresi keluarga juga menunjukkan ketegangan dan mudah tersinggung, bertindak sendiri-sendiri tanpa mengenal dan berkomunikasi dengan kerabat pasien.

Dari uraian di atas, terdapat dua rangkaian permasalahan pelayanan yang memerlukan penanganan segera. Permasalahan pertama berkaitan dengan kualitas pelayanan, yang terdiri dari:

Cara Memilih Dan Mengelola Layanan Kesehatan Keluarga

Permasalahan kedua terkait dengan perubahan sosial budaya masyarakat, dimana keluarga yang menunggu anaknya dirawat menunjukkan ketidaktahuan terhadap sistem pelayanan rumah sakit dan tidak saling mengenal antar keluarga pasien. Jika tidak dikelola dengan baik, kedua masalah ini dapat berdampak pada anak, antara lain menghambat proses penyembuhan anak, menghambat tumbuh kembang anak, perkembangan emosi dan kecerdasan anak. Dampaknya terhadap keluarga berupa peningkatan stres, pandangan kurang baik terhadap kualitas layanan dan biaya perawatan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk menciptakan suatu program inovatif untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan fokus pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sebuah program inovatif yang diciptakan oleh RSUD Badung Mangusada bernama “MACEPAT” dan sasaran utamanya adalah anak-anak dan keluarga.

Seberapa Aman Data Dan Informasi Milik Pasien Di Sarana Pelayanan Kesehatan?

Inovator “MASEPAT” adalah kepala bagian Kilinaya yang sebelumnya memantau kondisi pasien dan keluarga.

. Hasil tersebut kemudian dilaporkan kepada bagian pelayanan dan direktur rumah sakit untuk membentuk tim inovasi dan melaksanakan standar operasional prosedur serta selalu berkoordinasi dengan tim dan instansi pendidikan saat melakukan evaluasi program.

Sinergi pemikiran antara Bupati Badung dan Direktur RSUD Badung Mangusada tercermin dalam visi dan misi rumah sakit. Selain itu juga telah dibuat ruang penitipan anak yang terpisah dari penitipan orang dewasa dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang, sesuai dengan program inovatif “Macepat” yang berarti Lima Langkah Benar.

) merupakan budaya yang mengakar kuat dan patut dilestarikan. Cerita menceritakan sesuatu yang mengandung nilai, nasehat, akhlak dan budi pekerti yang baik serta bersifat mendidik bagi anak. Saat ini, seiring dengan kemajuan dan kemajuan teknologi, budaya bercerita mulai ditinggalkan.

Resume Rumah Sakit: Contoh & Panduan (pekerjaan Tingkat Pemula & Senior)

Sasaran dari inovasi ini adalah keluarga dan anak-anak yang dilayani di kelurahan Kilinaya. Ketua tim memperkenalkan inovasi dalam bercerita pada hari pertama pasien

Inovasi dalam storytelling dilakukan setiap malam hari dengan narasumbernya adalah orang tua pasien, sedangkan tim akan melakukan kegiatan storytelling setiap hari Selasa dan Jumat pukul 10.30 WITA saat pasien diperiksa oleh dokter.

Mendukung sejumlah orang dalam proses komunikasi yang sehat, jujur, dan santai serta menghindari perasaan tegang untuk menciptakan interaksi sosial yang lebih positif dan mempengaruhi efektivitas layanan yang diberikan.

Cara Memilih Dan Mengelola Layanan Kesehatan Keluarga

Kegiatan ini dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Tim mengumpulkan pasien yang menunggu dan membaginya menjadi 2 kelompok. Kelompok A diminta menuliskan nama, alamat dan pekerjaannya pada selembar kertas dalam waktu 15 detik, kemudian kertas tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam kotak dan dikocok. Kemudian kelompok B diminta mengambil kertas tersebut, membacanya dan menghitung sampai tiga, kelompok B mencari nama kelompok A sesuai dengan kertas yang ada di tangannya. Masing-masing diberi waktu 5 menit untuk bersosialisasi dan kemudian diminta kembali ke kelompoknya. Ketua tim mempersilahkan kedua kelompok untuk memperkenalkan diri, secara bergiliran mengidentifikasi orang yang berkomunikasi dengan mereka. Penilaiannya adalah individu dapat mengidentifikasi peserta permainan.

Pengaruh Lingkungan Keluarga Dalam Membentuk Perilaku Anak: Menciptakan Rumah Yang Aman Dan Menyenangkan

Ini merupakan kegiatan berfoto bersama teman, sahabat dan keluarga, termasuk petugas kesehatan. Tujuan dari inovasi ini adalah pasien dan keluarga yang akan dirawat. Dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak dan keluarga yang peduli dapat lebih mengenal satu sama lain dan mengubah pendekatan mereka dari “khawatir saat sakit” menjadi “bahagia meski sakit”. Inovasi ini dipraktikkan ketika kondisi umum pasien sudah membaik.

Kegiatan penyuluhan yang disebut “Partimos” dapat dilakukan baik secara kelompok maupun individu. Kegiatan kelompok dilaksanakan setiap 2 minggu sekali, dikoordinasikan oleh tim pendidikan kesehatan rumah sakit (PKRS). Sedangkan tindakan individu dilakukan setiap kali pasien pulang atau saat petugas kesehatan bertindak. Materi “Share” tidak hanya terbatas pada pertanyaan di bidang kesehatan saja, namun juga untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan keluarga pasien dalam memahami sistem pelayanan dan manajemen rumah sakit.

Doa berjamaah merupakan wujud kekompakan dalam beribadah kepada Tuhan yang sangat dibutuhkan, terutama pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, yang hampir semua orang anggap sebagai krisis hidup. Sholat dilaksanakan secara shift yang difasilitasi oleh kepala jaga dengan melibatkan seluruh komponen ruang perawatan.

Output merupakan hasil suatu proses berupa data atau informasi yang telah diolah. Ada 5 hasil utama yang paling terlihat dari inovasi ini.

Pdf) Manajemen Kesehatan

Kamar Cilinaya memiliki 22 tempat tidur. Pada tahun 2015, demam berdarah dengue (DBD), demam berdarah (DF), dan gastroenteritis (GE) merupakan kasus terbanyak. Berdasarkan data, pada tahun 2015 lama hari perawatan pasien berkurang menjadi 3-4 hari, sebelumnya tercatat pada tahun 2011 – 6-7 hari, tahun 2012 – 5-6 hari, tahun 2013 dan tahun 2014 – 4- 5 . hari

(BOR), yang merupakan persentase keterpakaian tempat tidur, adalah 50% pada tahun 2011, 75% pada tahun 2012, 90% pada tahun 2013, 80% pada tahun 2014, dan 85% pada tahun 2015. Indikator ini sesuai dengan norma Kementerian Kesehatan.

Banyaknya anak yang menangis, menolak pengobatan, dan kesan keluarga cukup tenang di ruangan merupakan indikator penurunan kecemasan pasien. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada pasien, diketahui bahwa pada tahun 2012, sebagian besar pasien mengalami kecemasan pada kategori panik: 40,2%, 35,5% kecemasan berat, 20,4% kecemasan sedang, dan 3,9% kecemasan ringan, kemudian pada tahun Tahun 2013. pasien yang mengalami kecemasan pada kategori panik mendominasi yaitu 38%, kecemasan berat 35%, kecemasan sedang 16%, kecemasan ringan 11%, namun pada tahun 2014 kecemasan panik sebanyak 21,5%, kecemasan sedang 15,8%, kecemasan ringan. ,1%, pada tahun 2015 mayoritas anak masuk dalam kategori panik : 3%, kecemasan berat : 8%, kecemasan sedang : 19%, kecemasan ringan : 70%, hal ini menunjukkan bahwa pada awal diperkenalkannya inovasi itu masih belum terjadi. memiliki dampak yang signifikan dalam mengurangi kecemasan pasien, namun dengan perbaikan program yang dilaksanakan pada tahun 2014, mulai menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam mengurangi tingkat kecemasan pasien.

Cara Memilih Dan Mengelola Layanan Kesehatan Keluarga

Hal ini terlihat dari ekspresi pelayan pasien saat berhubungan dengan keluarga pasien

Tantangan Kesehatan Wanita Di Usia 30-an

Artikel Terkait

Leave a Comment